31 Juli 2016

Pelayanan Medis doctorSHARE dengan RSA dr. Lie Dharmawan di Dama, Pulau Doi, Halmahera Utara (17 – 24 Juli 2016)

Share

17 – 24 Juli 2016, tim doctorSHARE melangsungkan pelayanan medis dengan Rumah Sakit Apung (RSA) dr. Lie Dharmawan di Halmahera Utara. RSA merapat di Pelabuhan Laut Dama, Pulau Doi, Kabupaten Halmahera Utara. Karakteristik wilayah kepulauan dengan sebaran pulau-pulau dan diliputi perairan mengharuskan pasien menempuh perjalanan menggunakan transportasi laut, terutama bagi masyarakat yang berasal dari luar Dama.

 

Selama pelayanan di Kecamatan Loloda Kepulauan, Kabupaten Halmahera Utara, tercatat 598 pasien yang datang saat pengobatan umum. Kebanyakan dari mereka mengeluhkan pegal-pegal, maag, gangguan pernapasan, serta tekanan darah tinggi.

 

Tim bedah minor melaporkan telah menangani 36 pasien yang didominasi tindakan sirkumsisi atau sunat. “Selain sirkumsisi, lainnya adalah kasus pengangkatan benjolan pada bagian tubuh tertentu seperti lipoma dan kista aterom,” jelas dr. Meidy Regianto, koordinator bedah minor.

 

Total pasien bedah mayor yang terdata mencapai 14 orang. Menurut dr. Yonathan Purnomo, Sp.B yang sudah tujuh kali berkontribusi dalam pelayanan medis doctorSHARE, kebanyakan kasus bedah mayor yang ditangani hampir di setiap tempat adalah hernia alias turun berok. Penyebabnya adalah kebiasaan masyarakat daerah yang bekerja dengan mengangkat beban berat setiap hari.

 

“Hernia merupakan kasus dimana organ dalam rongga perut keluar melalui dinding perut yang mengalami kelainan atau kelemahan,” jelas dr. Yonathan.

 

Tangisan dua bayi yang baru lahir di RSA pun mewarnai pelayanan medis kali ini. Tim bedah mayor membantu persalinan kedua bayi ini lewat operasi cesar.

 

Bayi pertama lahir pada Kamis (21/7) malam. Menurut dr. David Tantry, Sp.Og., tindakan tersebut dilakukan mengingat janin berada dalam posisi melintang, dari yang semestinya vertikal dengan posisi kepala di bawah. Selain itu, terjadi ketuban pecah dini (KPD) dua hari sebelumnya. Kondisi-kondisi semacam ini memaksa perlu dilakukannya proses persalinan melalui operasi cesar.

Anak ketiga pasangan Ajib dan Raodah Ali ini lahir sehat dengan panjang tubuh 50 sentimeter dan bobot 3,1 kilogram. Bagi keduanya, kelahiran anak melalui operasi cesar merupakan kali pertama, terlebih dilakukan di RSA. Dengan pengalaman tersebut, sejak awal Ajib menginginkan anaknya diberi nama oleh tim dokter dan akhirnya diperoleh nama Dani Dharmawan.

 

Bayi kedua lahir pada Sabtu (23/7) di Pelabuhan Tobelo karena pasca operasi, pasien akan dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Tobelo. Menurut dr. David, anak kesepuluh dari pasangan Agustinus dan Kartina ini harus cesar mengingat usia ibu sudah 44 tahun dengan riwayat 9 kali melahirkan sehingga riskan terjadi pendarahan pasca persalinan. Di samping itu, ketuban pun sudah pecah dini sehari sebelumnya.

 

“Atas persetujuan pasien, kami juga sterilkan supaya tidak hamil lagi,” tambah dr. David.

 

Menurut koordinator lapangan, dr. Posti Siswati, secara keseluruhan pelayanan medis kali ini berjalan cukup lancar terlebih karena adanya bantuan dan dukungan dari pemerintah daerah. Kendala yang dihadapi berkaitan dengan koordinasi yang harus dilakukan jarak jauh dan masalah signal, terutama saat mengondisikan kedatangan dokter yang menyusul. (***)