30 Agustus 2016

Kehidupan Baru untuk Livia

Share

Elya Rosida sangat senang. Matanya berkaca-kaca memikirkan putri bungsunya bisa kembali ke sekolah. “Pagi ini, guru Via menelepon saya. Dia menanyakan kondisinya. Saya berkata kepadanya: Anda akan terkejut ketika melihat Via. Seorang murid baru akan datang ke sekolah besok!”

Elya Rosida dan suaminya, Lalu Nukman, tidak bisa menahan emosi mereka ketika menatap buah mata mereka, Livia atau “Via”. Penantian panjang untuk melihat Livia sembuh dari penyakitnya berakhir pada hari Jumat, 13 November 2015. Setelah menderita hemangioma (tumor pembuluh darah) di bibir atas selama sembilan tahun, Via berhasil menjalani operasi yang dilakukan oleh pendiri doctorSHARE, Dr. Lie A. Dharmawan.

“Ketika kami melihatnya keluar dari ruang operasi, kami sangat-sangat bersyukur. Benjolannya sudah mengecil secara signifikan dibandingkan sebelum operasi. Sebelumnya, bibir bawah Via sama sekali tidak terlihat karena tertutup sepenuhnya oleh benjolan di bibir atasnya,” kata Elya.

Via lahir sembilan tahun lalu pada peringatan Hari Kemerdekaan Indonesia di kota Mataram, Lombok. Tak lama setelah kelahirannya, tubuh Via sudah menunjukkan kelainan.

“Ada semacam bekas luka kecil di bibir atasnya. Saya bertanya kepada dokter yang menangani persalinannya tentang hal itu dan dia mengatakan bahwa itu tidak bermasalah karena akan hilang. Namun, seiring berjalannya waktu, bekas luka itu menjadi semakin besar. Para dokter mengatakan kepada kami untuk menunggu dan kami menunggu. Tapi tetap saja tidak hilang,” kata Lalu Nukman.

Dia dan istrinya rajin mengunjungi beberapa dokter untuk mengetahui apa penyebab kelainan Via. Suatu hari, seorang dokter mendiagnosa Via terkena hemangioma atau tumor pembuluh darah. Mendengar kata ‘tumor’, Lalu Nukman kaget karena ia tidak tahu apakah tumor itu ganas atau tidak.

Sejak saat itu, orang tuanya berusaha mencari cara untuk menyembuhkan Via. Dengan anggaran terbatas, mereka mengunjungi banyak dokter di berbagai kota. Seorang dokter mengatakan kepada mereka bahwa Via harus menunggu hingga tujuh tahun sebelum dia bisa mendapatkan perawatan medis yang dia butuhkan.

Menunggu selama tujuh tahun tentu saja merupakan perjuangan yang panjang, terutama bagi Via. Lalu dan Elya berkomitmen untuk tidak mengusir putri mereka dari pergaulan sehari-hari.

“Di awal sekolah, kami takut Via akan marah karena ejekan teman-temannya, tapi dia adalah gadis yang kuat. Dia pernah diejek oleh beberapa teman sekelasnya yang mengatakan kepadanya, bahwa mulutnya terlihat seperti paruh bebek tetapi dia tetap kuat,” kata Elya dan suaminya mengangguk.

“Sebenarnya, saya yang paling emosional di antara kami. Jika seseorang menatap Via, saya akan menatap balik ke arahnya,” aku Lalu Nukman.

Via menjalani berbagai perawatan medis, tetapi selalu sia-sia. Bukannya membaik, bibir atas Via malah semakin membesar, bahkan setelah bibir bawahnya tertutupi.

Keluarga itu hampir putus asa untuk menyerah, terutama mengingat utang mereka, yang sementara itu telah berkembang menjadi jumlah yang sangat besar. Gaji Lalu Nukman sebagai pegawai negeri sipil tingkat menengah, tidak bisa menutupi biaya pengobatan Via. “Dia gadis yang tangguh,” kata Elya.

Suatu hari, secercah harapan muncul ketika Elya melihat tayangan profil doctorSHARE yang ditayangkan di program “Kick Andy!” Metro TV (2013). Lie, seorang dokter spesialis jantung yang berkeliling ke pelosok-pelosok Indonesia untuk memberikan pelayanan medis gratis di rumah sakit terapung.

Dengan harapan baru di hatinya, Elya menceritakan tentang doctorSHARE kepada suaminya. Sejak hari itu, mereka berusaha mencari tahu rute misi doctorSHARE.

Dua tahun kemudian, usaha Lalu dan Elya akhirnya membuahkan hasil. Melalui korespondensi dengan doctorSHARE, Livia bisa mendapatkan operasi yang dibutuhkannya di Jakarta, ibu kota Indonesia.

Lie mengatakan bahwa pendarahan selama operasi adalah masalah serius bagi setiap dokter. Dalam kasus Livia, proses operasi yang memakan waktu satu jam ini tidak membutuhkan darah ekstra yang merupakan hal yang sangat positif.

“Tumor vaskularnya bisa diangkat. Mulai sekarang, Livia akan merasakan peningkatan. Operasi ini penting karena jika tumornya terus tumbuh, suatu saat nanti Livia tidak akan bisa dioperasi lagi,” kata Dr.

Sebelum operasi, seluruh sekolahnya mengadakan doa bersama untuk kesembuhan Via. Via, yang saat itu duduk di kelas 3 SDN 01 Mataram, dianggap sebagai siswa yang cerdas. Dia selalu meraih nilai di antara peringkat kelima hingga kesepuluh terbaik di kelasnya. Teman-teman sekelasnya memberikan dukungan penuh agar Via bisa pulih setelah operasi.

Lalu dan Elya mengatakan bahwa setelah operasi, kondisi Via telah membaik dengan luar biasa. Sementara itu, bibir bawahnya sudah terlihat. Orang tuanya sangat senang sekarang karena Via bisa membuka lembaran baru dalam hidupnya.

 

Ditulis oleh: Sylvie Tanaga
Diterjemahkan oleh: Astri Puspitadewi
Diedit oleh: Jendrik Silomon