6 Desember 2016

Bhinneka Caranya, Tunggal Ika Tujuannya

Share

Akhir-akhir ini, pemberitaan di berbagai media massa disesaki isu SARA. Misalnya, dugaan penistaan agama oleh petahana, terasingnya warga etnis Rohingya, dan sebagainya yang tidak usah dibahas lebih panjang lagi dalam tulisan ini. Presiden RI Joko Widodo sempat menyatakan pandangannya tentang hal tersebut secara universal dalam suatu program talkshow di sebuah televisi swasta. “Keberagaman itu anugerah, sebuah kekuatan dan potensi,” ucapnya lantang.

Bhinneka Tunggal Ika, berbeda-beda tetapi tetap satu jua, merupakan semboyan negara yang menjadi roh dalam segala aspek kehidupan berbangsa dan bernegara. Semangat ini pula yang tumbuh selama tujuh tahun perjalanan doctorSHARE berbagi dan melayani di berbagai pelosok negeri. Keberagaman adalah kekuatan.

doctorSHARE yang aktif dalam kegiatan sosial berupa pelayanan kesehatan tak lantas menutup pintu bagi mereka selain tenaga medis. Salah satunya Stella Rissa. Namanya sudah melanglang buana di berbagai festival fashion bergengsi. Sebagai seorang perancang busana, ia memiliki caranya sendiri untuk dapat berkontribusi dalam misi kemanusiaan.

Stella mengetahui profil singkat doctorSHARE dari suaminya setelah menonton dr. Lie Dharmawan tengah jadi narasumber di salah satu program televisi swasta. Dari sana, ia berpikir untuk menjadikan organisasi tersebut sebagai medium amal. Bagai dayung bersambut, suami Stella mendapatkan jalan bergabung dengan doctorSHARE.

“Seperti jodoh aja gitu, belum sempat saya dan suami yang cari kontaknya, tiba-tiba ada teman yang mengajak berdonasi di sini,” paparnya.

Pada April 2016 lalu, Stella merealisasikan keinginannya membantu kegiatan doctorSHARE. Apakah dengan mengambil sekolah ilmu kedokteran? Tentu bukan. Atau belajar ilmu-ilmu farmasi dan keperawatan? Tentu bukan juga. Dengan menjadi dirinya sendiri yang menekuni bidang seni, ia meluncurkan produk selendang edisi khusus. Tajuk “doctorSHARE x Stella Rissa” pun melengkapi koleksi label fashion miliknya, STELLAR.

Dua versi motif selendang dengan ukuran berbeda memiliki filosofi masing-masing. Corak-corak tersebut merupakan goresan tangan Stella langsung di atas kanvas yang kemudian melalui proses digitalisasi. Digitalisasi bermaksud agar lebih mudah menuangkannya pada setiap lembar kain sebagai bahan baku selendang.

Bagi Stella, sebenarnya melukis sekadar hobi. Pakaian yang dirancangnya pun kebanyakan polos tanpa corak. Meskipun demikian, membuat motif untuk misi sosialnya memberikan tantangan tersendiri. Ia ingin agar penggalangan dana melalui penjualan produk edisi khusus tersebut dapat dilakukan dengan total dan maksimal.

“Pas melukis motif buat scarf ini, saya tuh pinginnya bisa kasih yang terbaik soalnya kan tujuannya juga buat donasi. Lumayan lama saya rancang, jadilah dua motif dan semoga memang bernilai,” ujarnya.

Motif pertama diberi nama ‘Maluku’. Judul tersebut terinspirasi dari kisah doctorSHARE tentang sulitnya menjangkau daerah-daerah di Maluku yang merupakan daerah kepulauan. Tantangan dan kendala pun pernah dialami selama pelayanan medis di wilayah tersebut. Stella melukiskannya dengan bentuk bulat yang tersebar di tengah pola berwarna biru muda sebagai perwakilan laut. Guratan garis yang membelah di tengah melambangkan semangat doctorSHARE untuk tetap menjangkau setiap penjuru.

Motif kedua adalah “Heart”. Dengan warna dominan peach cenderung pinkish, Stella bermaksud menggambarkan ketulusan hati baik donatur maupun para relawan, khususnya di doctorSHARE. STELLAR mendonasikan seluruh hasil penjualan selendang tersebut kepada doctorSHARE, terutama dalam pembangunan kapal ketiga RSA Nusa Waluya II.

Sama-sama bertujuan untuk misi kemanusiaan, Usep dan kawan-kawannya lebih memilih cara membuka taman bacaan untuk anak-anak di desanya. Tiga Taman Bacaan Masyarakat yakni Al-Munawar, Al-Karaji, dan Al-Ikhlas sudah didirikan di Desa Sukaharja, Kecamatan Sukamakmur, Kabupaten Bogor. Lokasi tersebut harus ditempuh sekitar 3 – 4 jam dari pusat kota Bogor.

Usep dan kawan-kawannya berprofesi sebagai pengajar. Taman Bacaan Masyarakat dibentuk demi meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya membaca dan menempuh pendidikan. Pasalnya, di daerahnya tersebut hanya segelintir orang yang mengenyam pendidikan tinggi. “Jangankan kuliah, yang SMA saja masih sedikit karena sekolahnya cukup jauh,” tutur Usep saat menghadiri peringatan HUT ke-7 doctorSHARE di Jetski Cafe, Jakarta.

Melalui media sosial, Usep menghimpun buku-buku dari para donatur. Ia menambahkan, sebenarnya tidak hanya buku yang terbuka untuk diterima, tapi juga segala hal yang dapat mendukung pendidikan bagi anak-anak. “Ada juga yang sempat sumbangkan sepeda. Kami terima untuk menarik minat anak-anak daripada nongkrong enggak bermanfaat,” jelasnya sambil tertawa.

Usep menaruh harapan agar nantinya doctorSHARE bisa juga mengakomodasi kerjasama membuat program edukatif bertema kesehatan di berbagai wilayah seperti tempat tinggalnya. “Sama-sama aktif di bidang sosial, kami di pendidikan, doctorSHARE di kesehatan. Bikin misalnya penyuluhan, siapa tahu anak-anak juga terinspirasi ingin jadi seperti pak dokter dan bu dokter,” ungkapnya.