3 Juli 2017

Bukan Pekerjaan Tapi Pelayanan

Share

Perkenalkan nama saya Ida Wilona. Saya berprofesi sebagai seorang dokter yang lulus tahun 2016 dari Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Tarumanagara, Jakarta. Awalnya, tidak pernah terlintas sedikit pun dalam pikiran saya untuk bergabung bersama doctorSHARE. 

Suatu hari, seorang sahabat saya yang lebih dulu bergabung begitu menggebu menceritakan aneka pengalamannya selama menjadi relawan doctorSHARE. Ia mengajak saya untuk “datang saja dulu” ke kantor sekretariat doctorSHARE dengan ajakan untuk menemaninya. Jika saya tidaksreg, tidak perlu datang lagi. Begitu katanya. 

Setelah saya datang ke kantor dan berkenalan, ternyata anggota-anggota doctorSHARE begitu ramah dan welcome. Saat itu, saya masih belum benar-benar memiliki gambaran tentang organisasi ini. 
Pengalaman pertama saya di doctorSHARE adalah menjadi bagian dalam tim Hospital Visit yang memperkenalkan rumah sakit apung kedua doctorSHARE, RSA Nusa Waluya I, pada rekan-rekan dari Fakultas Kedokteran Universitas Katolik Atma Jaya, Jakarta. 

Selanjutnya, saya juga beberapa kali menjadi duta doctorSHARE dalam berbagai kegiatan yang bertujuan menggalang donasi bagi berlangsungnya kegiatan organisasi. Menjadi duta sungguh memberi pengalaman baru bagi saya yang sesungguhnya tidak pandai bicara dan cenderung kaku ini. Tak hanya belajar menguasai materi, saya pun mengasah kemampuan untuk berkomunikasi secara verbal di depan publik. 

Kemudian, saya diajak untuk ikut dalam pelayanan medis oleh dr. Herliana Yusuf yang saat itu menjadi koordinator lapangan pelayanan medis di Tambrauw, Papua Barat. Perasaan saya saat itu sangat excited sekaligus agak takut. Saya bertanya dalam hati apakah saya mampu berbaur dan mengikuti ritme kerja teman-teman relawan lainnya.  

Setelah terlibat dalam kegiatan tersebut, ternyata saya benar-benar jatuh hati dengan doctorSHARE. Saya bertemu banyak orang hebat dengan etos kerja yang luar biasa namun pada saat bersamaan begitu rendah hati dengan jiwa yang tulus melayani.  

Peribahasa “berat sama dipikul, ringan sama dijinjing” sangatlah tepat mencerminkan kerja tim yang kompak berkarya tanpa membeda-bedakan latar profesi. Memang ada pembagian tugas selama berlangsungnya pelayanan medis. Namun begitu tugas usai, tak ada yang ragu untuk langsung membantu pekerjaan relawan lain yang belum selesai. 

Semua kegiatan dimulai bersama dan diselesaikan bersama. Tidak pernah terlontar sedikit pun kalimat “ini bagian saya dan itu bagian kamu” tetapi “semua adalah bagian kita”. Dan inisiatif yang tidak pandang bulu ini dimiliki oleh seluruh anggota tim. 

Pelayanan medis kedua saya berlangsung di Desa Riwang, Kecamatan Batu Engau, Provinsi Kalimantan Timur. Pelayanan medis ketiga saya berlokasi di Pulau Seram, tepatnya di Kabupaten Seram Bagian Barat, Maluku, yang kondisinya benar-benar pelosok. 

Pada dasarnya, model pelayanan kesehatan yang dilakukan doctorSHARE adalah aksi “jemput bola” ke daerah-daerah terpencil, tertinggal, dan perbatasan. Akibat kondisi ini, adakalanya sinyal untuk berkomunikasi dan mengirim pesan singkat saja tidak muncul selama pelayanan medis. Apalagi jaringan internet. 

Sedikit cerita, pelayanan medis ketiga saya di Pulau Seram bertepatan dengan hari pemilihan wahana internship yang dipilih secara online oleh sekitar 1.500 calon dokter internship pada periode tersebut. Saat saya memilih pergi pelayanan medis, beberapa sahabat sangat terkejut dan tidak percaya bahwa saya nekat menggantungkan nasib pada orang lain. 
Tapi saya sangat yakin bahwa Tuhan tidak pernah berhutang ketika kita berbuat kebaikan. Ternyata, wahana (lokasi) yang dipilihkan sangat cocok dengan dengan pilihan pertama saya.

Pengalaman yang saya peroleh selama pelayanan medis bukan hanya dalam hal medis. Saya juga belajar menempatkan diri secara fisik dan mental dengan sudut pandang, budaya, lingkungan, dan relasi dengan orang lain. 

Kegiatan bersama doctorSHARE bukanlah pekerjaan tetapi pelayanan. Ketika melayani, kita sedang mengerjakan tanggung jawab dan menunjukkan komitmen dalam mencapai tujuan bersama demi kebaikan sesama. Sebaliknya, memandang diri semata-mata sedang “bekerja” artinya cenderung hanya berupaya memenuhi target pribadi.

Terlibat dalam berbagai aksi pelayanan bersama doctorSHARE membuat saya lebih menyadari banyaknya hal yang belum saya syukuri dan saya lakukan. Masih banyak masyarakat di luar sana yang sulit mendapatkan akses kesehatan. Mereka perlu jalan kaki berhari-hari demi mendapat obat yang mungkin selama ini kita pikir tidak seberapa.

Belum lagi, masih banyak daerah yang fasilitas kesehatan dan petugas medisnya masih begitu minim. Pernah suatu kali saat memeriksa seorang anak di balai pengobatan, anak tersebut datang setelah berjalan kaki selama lima hari. Bayangkan, berjalan lima hari untuk pergi berobat lalu harus kembali jalan kaki lima hari berikutnya untuk pulang! 

Saya bersyukur pernah “dipaksa” mencoba bergabung dengan doctorSHARE. Bangga yang saya rasakan sebagai bagian dari doctorSHARE bukan karena kehadiran fisik namun karena kesempatan bersama-sama melayani mereka yang membutuhkan. Maju terus doctorSHARE. Jadilah berkat untuk banyak orang dan teruslah melayani mereka yang membutuhkan!

We can do no great things; only small things with great love.” (Mother Teresa)