14 Maret 2018

Dokter: Sebuah Profesi atau Panggilan Hidup?

Share

Saya berpikir, apa salahnya apabila ada waktu luang kita pakai untuk menolong sesama? Apalagi jika ditilik lagi dari tujuan saya menjadi dokter adalah untuk menolong orang. Saya kemudian bergabung dengan doctorSHARE sejak Oktober 2014. doctorSHARE memiliki konsep hospital ship yang sangat menarik bagi saya.

Awalnya alasan utama saya bergabung doctorSHARE karena memang terdapat gap waktu, saat sudah lulus ujian dan keberangkatan wajib kerja ke daerah yang lebih dikenal dengan istilah internship. Saat itu saya baru lulus dari Fakultas Kedokteran, Universitas Pelita Harapan pada 2014.

Singkat cerita, saya pun pergi ke kantor doctorSHARE di Kemayoran, pekerjaan pertama saya adalah menyortir obat di gudang. Karena kala itu memang semua anggota sedang sibuk untuk mempersiapkan pelayanan medis masing-masing, sehingga yang dapat saya bantu hanya dari segi persiapan obat-obatan saja.

Pekerjaan yang sama sekali tidak ada dokter-dokternya. Tapi saya berpikir, jika saya tidak ke kantor doctorSHARE pun, saya juga tidak produktif. Minimal jika ke kantor, ada yang bisa terbantu dengan tenaga saya.

Saya ingat sekali pada saat menjelang pelayanan medis perdana dengan doctorSHARE di Jambi pada 2014, saya ditunjuk menjadi koordinator Balai Pengobatan. Panik? Jelas. Banyak sekali yang berkecamuk dalam pikiran saya, misalnya, pengalaman turun lapangan nihil, masih anak baru, dan segala macamnya. Tapi memang segala sesuatu apabila dijalani dengan hati yang tulus maka buahnya pun akan manis.

Pelayanan medis berjalan dengan lancar dan mendapatkan banyak sekali pengalaman, mulai dari bedah minor, exposure ke pasien, dan lain-lain. Hal itu mengubah pandangan hidup saya bahwa dokter itu tidak melulu menyembuhkan pasien hanya berdasarkan tindakan dan obat saja. Banyak pasien yang sebetulnya ketika kita mengajak mereka ngobrol, setengah penyakitnya sebenarnya sudah sembuh. Hal inilah yang membuat saya ketagihan untuk terus melakukan pelayanan bersama doctorSHARE.

Sampai sekarang, untuk pelayanan medis di luar Jakarta, pelayanan yang paling berkesan adalah pelayanan medis ke Pulau Mayau, Ternate, yang merupakan pelayanan saya yang ke-5 bersama dengan doctorSHARE. Pada pelayanan kali ini saya ditunjuk menjadi Koordinator Lapangan.

Pelayanan medis kali ini bisa dibilang berbeda dengan pelayanan-pelayanan yang sebelumnya, karena kali ini saya dengan seluruh tim naik Kapal Bahenol dari Ternate untuk mencapai masyarakat Pulau Mayau, dimana perjalanan tersebut memakan waktu kurang lebih 16 jam. Permasalahan kesehatan masyarakat di Pulau Mayau sebenarnya kurang lebih sama dengan kebanyakan penduduk Indonesia lainnya. Perbedaaannya adalah akses untuk mendapatkan pelayanan kesehatan.

Masyarakat Mayau harus menunggu minimal dua minggu untuk dapat pergi ke kota yang memiliki fasilitas yang lebih baik. Jika ada kasus darurat, harus mencari jalan sendiri, dengan biaya yang tidak sedikit juga. Belum lagi ditambah dengan keadaan perairan Maluku yang terkenal ganas dan banyak memakan korban.

Kebetulan saya dan tim terkena musibah yang hampir atau bisa dibilang sangat dekat dengan maut. Pada saat perjalanan pulang, kapal kami diterpa badai gelombang laut setinggi lima hingga enam meter, kami terombang-ambing di tengah laut kurang lebih enam jam, mesin pompa kapal tidak kuat menahan debit air yang begitu banyak sampai akhirnya mati dan kapal mulai pelan-pelan kemasukan air, meskipun mesin kapal masih bisa jalan.

Sampai pada akhirnya kami diselamatkan oleh kapal MV. Great Song, kapal yang berbasis di Hong Kong yang kebetulan lewat di perairan Indonesia, dan pada akhirnya dijemput oleh Basarnas dan Polair kembali ke Kota Ternate. Saya merasa sangat bersyukur dan beruntung, masih diberi kesempatan hidup oleh Tuhan dan masih bisa melayani masyarakat.

Saya percaya bahwa jika kita menanam buah kebajikan maka kebajikan pula yang akan kita terima.Pengalaman-pengalaman yang saya dapatkan ketika melayani bersama doctorSHARE menjadi bekal saya dalam praktik kehidupan sehari-hari saya, baik sebagai dokter ataupun masyarakat umum.

“A Tree is known by its fruit; a man by his deeds. A good deed is never lost. He who sows courtesy reaps friendship; and he who plants kindness gathers love.”