20 September 2017

Flying Doctors doctorSHARE Medical Services in Biandoga District, Intan Jaya Regency, Papua (September 7 – 12, 2017)

Share

Kegiatan pelayanan medis doctorSHARE program Flying Doctors ke-9 terlaksana di Desa Matadi, Distrik Biandoga, Kab. Intan Jaya, Papua pada 7 – 12 September 2017.  DoctorSHARE menerjunkan tujuh relawan yang terdiri dari seorang spesialis bedah, dua dokter umum, satu perawat bedah, satu relawan kesehatan masyarakat, dan dua relawan non medis.

Tim Flying Doctors yang dikoordinir oleh dr. Herliana E. Yusuf,  sempat mengalami penundaan keberangkatan dikarenakan cuaca buruk. Akhirnya tim melakukan penerbangan pada 8 September 2017, mundur satu hari dari awal rencana keberangkatan. Perjalanan menuju Biandoga memakan waktu satu jam dari Nabire menggunakan sebuah helikopter.

Seperti yang dikatakan oleh Ketua DPRD Intan Jaya, Marten Tipagau bahwa Desa Matadi, Distrik Biandoga adalah sebuah desa yang terisolir. Tidak adanya akses jalan darat dan lapangan terbang, membuat wilayah ini hanya bisa dijangkau dengan helikopter. “Distrik Biandoga ini sangat sulit akses transportasi, bahkan oleh kami pemerintah daerah,” kata Marten.
Kondisi kehidupan masyarakat Desa Matadi masih terbilang tradisional. Tidak ada bangunan-bangunan sosial seperti di distrik lainnya: Sugapa, Wandai, dan Ngagemba. Hanya ada satu gereja sederhana yang terbuat dari kayu dan honai-honai warga.

Pola hidup bersih dan sehat nampaknya belum terpikirkan oleh masyarakat. Menurut beberapa masyarakat di sana, membersihkan diri bukanlah prioritas dalam kehidupan sehari-hari. Sehingga hal-hal yang berhubungan dengan kebersihan diri, lingkungan, hingga kesehatan belum bisa diterapkan.

“Masyarakat punya banyak problem dan bagaimana mereka bisa survive, itu yang harus kita apresiasi,” ucap salah satu relawan medis doctorSHARE, dr. Adrian N. Tangkilisan, sesaat setelah mendarat dari Helikopter di Desa Matadi (8/10).

Kegiatan pelayanan medis hari pertama diawali dengan balai pengobatan umum yang berlokasi di gereja desa. Tim Flying Doctors yang sejak awal bekerja sama dengan pihak-pihak lokal, mendapat tambahan personil seorang petugas dari DPRD Intan Jaya dan seorang penerjemah dari Yayasan Somatua.

Pengobatan umum pada 10 September 2017, mengobati sebanyak 60 pasien. Jumlah kasus terbanyak adalah Infeksi Saluran Pernapasan Atas (ISPA), Myalgia (nyeri otot), Dermatitis (radang kulit) dan Pioderma (infeksi kulit). Sebelum melakukan kegiatan pengobatan umum, tim juga membagikan obat cacing kepada 30 anak dan seluruh pasien dewasa. Selain itu tim juga membagikan susu dan pakaian layak pakai dari beberapa donatur.

Selain pengobatan umum, tim juga melaksanakan kegiatan bedah minor. Jumlah pasien bedah minor 10 orang, serta melakukan rawat luka kepada 7 orang pasien yang sudah menjalani pemeriksaan pra-operasi sebelumnya. Tindakan bedah minor terbanyak yaitu Papiloma (tumor), Kista Submandibula (kelenjar ludah), dan Rawat luka.

“Masyarakat sangat antusias sekali, sampai ada yang menangis terharu karena belum pernah disentuh oleh tenaga medis,” menurut dr. Herliana E. Yusuf, Koordinator Flying Doctors doctorSHARE di Desa Matadi.