10 Juni 2017

Tak Percaya Bisa Lakukan Hal “Gila”

Share

Kalau kamu jadi dokter, jangan memeras orang kecil atau orang miskin. Mungkin mereka akan membayar kamu berapa pun tapi diam-diam menangis di rumah karena tidak punya uang untuk membeli beras.

Kalimat dengan makna kemanusiaan yang sangat dalam ini tersirat dari tayangan talkshow sebuah stasiun televisi dengan dr. Lie Dharmawan, pendiri doctorSHARE. Saat itu, saya tergerak untuk bergabung dengan doctorSHARE. Cita-cita ini baru terwujud pada awal 2016 setelah menyelesaikan periode co-assisten di rumah sakit sebagai seorang mahasiswa Fakultas Kedokteran (FK).


Bisa saja saya memilih untuk mengabdikan hidup membantu sesama dalam misi kemanusiaan bersama organisasi lainnya. Tapi saya merasa doctorSHARE adalah wadah yang paling sesyau bagi saya untuk berkarya memberi dampak bagi orang lain.


Saya akhirnya mendaftar sebagai relawan doctorSHARE bidang penggalangan dana (fundraising). Di divisi ini, saya sering menjadi duta doctorSHARE untuk berbagai ajang. Selain mempromosikan aneka merchandise, saya bertugas memperkenalkan doctorSHARE pada masyarakat luas, termasuk visi-misi, program, serta karya-karya doctorSHARE di daerah terpencil seperti Maluku dan Papua.
Di samping menjadi duta, saya juga menjadi relawan di bidang logistik medis. Yang dikerjakan yaitu mempersiapkan peralatan medis dan obat-obatan yang akan digunakan dalam pelayanan medis, dan mengangkut semua itu ke Rumah Sakit Apung (loading logistik).


Manajer Rumah Sakit Apung doctorSHARE, dr. Christ Hally Santoso, kemudian mengajak saya ikut dalam pelayanan medis di Marlasi, Kepulauan Aru Utara. So excited karena inilah pengalaman pertama saya terjun langsung menjadi relawan medis di lapangan. Selama pelayanan medis ditempatkan di bagian laboratorium Rumah Sakit Apung dan apotik.
Banyak hal yang saya pelajari selama berlangsungnya pelayanan medis. Bukan hanya kemampuan medis saya yang meningkat, tapi juga pelajaran hidup dalam komunitas. Sebagai tim, kami sama-sama menyapu dan mengepel lantai, mengangkut kontainer obat, tidur berdempetan, mandi sekali sehari, dan masih banyak pengalaman baru lainnya yang tidak pernah saya lakukan di rumah.


Yang paling membekas dalam hati adalah ketika saya menyaksikan masyarakat yang mayoritas berasal dari keluarga tidak mampu. Mereka rela datang dari tempat jauh, bahkan menempuh perjalanan berhari-hari dengan perahu kecil demi mendapatkan pelayanan medis. Pengalaman ini membuat saya makin bersyukur bisa ikut ambil bagian dalam pelayanan bersama doctorSHARE.


Setelah pelayanan medis pertama, saya makin antusias ikut dalam pelayanan medis berikutnya. Saya kemudian kembali terlibat dalam pelayanan medis di Kabupaten Tambrauw dan Sorong Selatan, Papua Barat; Desa Riring dan Desa Tahalupu, Seram bagian barat; dan Muara Sabak Timur di Jambi.


Dari rangkaian kegiatan pelayanan medis ini, pengalaman melayani di Desa Riring dan Desa Tahalupu, Kabupaten Seram Bagian Barat, Provinsi Maluku merupakan yang paling berkesan. Medan perjalanannya menantang. Untuk sampai ke Desa Riring, kami harus melewati perjalanan darat dengan mobil sekitar dua jam dilanjutkan dengan pendakian selama tiga jam.


Rasanya seperti tak percaya ketika kami akhirnya tiba di puncak gunung yang sudah dekat dengan Desa Riring dengan baju basah kuyup oleh keringat. Kaki gemetar. Tak percaya ternyata bisa melakukan hal “gila” ini mengingat saya memiliki riwayat panic attack yang dapat berujung pada terjadinya hipoksia (kondisi kekurangan oksigen).


Sesampainya di Desa Riring, masyarakat menyambut kami dengan hangat dengan ungkapan terima kasih mendalam karena di daerah ini rupanya hanya memiliki sebuah puskesmas pembantu (Pustu) tanpa kehadiran dokter. Sungguh tak terbayangkan jika warga yang sakit darurat harus menempuh medan ekstrim semacam ini untuk mendapat pengobatan secepatnya.


Menyaksikan antusiasme warga untuk berobat membuat seluruh rasa letih dan mengantuk tiba-tiba lenyap, berganti jadi sukacita. Usai dua hari pelayanan medis di Desa Riring, kami harus kembali ke Ambon melalui medan yang sama untuk melanjutkan pelayanan di Desa Tahalupu.
Untuk sampai ke Desa Tahalupu, kami harus menyeberangi laut yang ombaknya lebh tinggi dari speedboat yang kami tumpangi yaitu sekitar dua meter. Pergumulan menghadapi ombak dari dalam kapal pun menjadi pengalaman perdana dalam hidup saya yang tak mungkin terlupakan. Penyertaan Tuhan membuat kami semua tiba dengan selamat dan melayani masyarakat selama empat hari.


Sampai detik ini, tidak pernah terbersit sedikit pun rasa sesal bergabung dalam pelayanan medis doctorSHARE bagi warga pelosok yang membutuhkan. Bagi teman-teman relawan lainnya, saya hanya bisa berkata, “you guys are rockin’!


Saya sungguh berharap pelayanan doctorSHARE dapat terus berdampak bagi saudara-saudara kita di wilayah tak terjamah. Tetaplah bersemangat melayani dengan mata tertuju pada mereka yang sangat membutuhkan pertolongan sehingga mereka dapat merasakan kasih melalui sentuhan tangan kita. The only way you can serve God on earth is by serving other people!