Latar Belakang

Kondisi Geografis dan Ekonomi Mengakibatkan Tidak Meratanya Layanan Kesehatan di Daerah Pedalaman dan Terpencil Indonesia

Sekitar 40% dari 269 juta masyarakat Indonesia hidup dengan pendapatan di bawah 3.10 Dolar AS per hari. Ditambah dengan pembangunan infrastruktur penting seperti jalan raya belum seluruhnya merata, terutama di bagian timur Indonesia. Dengan kondisi tersebut, pemerataan layanan kesehatan menjadi tantangan bagi negara kepulauan seperti Indonesia.

Selain itu, kesehatan hanya mendapat 5% dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dan terbagi untuk tiap pemerintah daerah. Angka ini menunjukan sulitnya penyediaan layanan kesehatan yang merata untuk masyarakat.

Masyarakat Indonesia yang tinggal di pedesaan dan terpencil harus menghadapi masalah berikut:
  • Kurangnya pelayanan kesehatan dasar
  • Layanan kesehatan lanjutan yang hampir tidak ada
  • 62.9% dari populasi kekurangan akses ke rumah sakit
  • 60.8% dari populasi kekurangan akses menuju fasilitas layanan kesehatan primer (Puskesmas, Pustu, Bidan)

Meskipun infrastruktur kesehatan tersedia, sejumlah besar fasilitas layanan kesehatan primer tidak memiliki dokter; sebagian besar di Papua (45,2%), Maluku (44,9%), Papua Barat (40%), Sulawesi Tenggara (29,5%), dan NTT (20,5%).

Perbandingan Penyediaan Layanan Kesehatan di Jakarta dengan Indonesia Timur

Rendahnya rasio jumlah dokter dengan pasien:
Jakarta: 1 Dokter melayani 350 Orang
Maluku + Papua: 1 Dokter melayani 4000 Orang

Jakarta: 27.000 Dokter Terdaftar untuk 10.3 Juta Orang
Maluku + Papua: ~ 1.700 Dokter Terdaftar untuk 6,5 Juta Orang

Tingginya Angka Kematian Ibu (AKI) Ditengah Membaiknya Status Ekonomi dan Produk Domestik Bruto (PDB) Per Kapita.

Salah satu tujuan yang menunjukan perbaikan masalah kesehatan secara keseluruhan adalah peningkatan angka harapan hidup ibu. Indikator seperti AKI sangat bergantung pada kondisi pelayanan kesehatan. Tingginya AKI menunjukan buruk atau tidak adanya layanan kesehatan yang memadai.

Di Maluku, 4 dari 10 ibu hamil mengalami komplikasi dan 70% dari mereka tidak dirawat. Hal ini menunjukan tingginya angka kematian ibu saat hamil serta balita.

Tingginya Prevalensi Malnutrisi di Indonesia

Stunting adalah masalah gizi kronis anak yang diakibatkan asupan gizi yang kurang sejak dini, bahkan dari sebelum lahir. Anak-anak dengan stunting tidak bisa menunjukan tumbuh kembang yang sempurna dan akan berpengaruh buruk pada perkembangan otak. Kekurangan gizi tentu berdampak pada perkembangan kognitif anak.

Berdasarkan ambang batas global untuk malnutrisi, prevalensi malnutrisi di Indonesia dikategorikan tinggi.

  • 1/3 Anak-anak (dibawah 5 tahun) kurang gizi
  • 30% Anak-Anak Stunting
  • 16.6% Di Bawah Berat dan Tinggi Ideal
  • 17.5% Di Bawah Berat Ideal
  • Angka Kematian Bayi 60/1000

Pendiri doctorSHARE, dr. Lie Dharmawan sedang menyelesaikan operasi terakhir pada pelayanan medis di Pulau Kei, Maluku pada 2009. Ketika dr. Lie dan tim berencana untuk kembali ke Jakarta, datang anak berusia sembilan tahun bersama ibunya. Ibu Susanti yang kebingungan karena kondisi kesehatan anaknya memohon pada dr. Lie untuk menyelamatkan nyawa putrinya. Sang ibu telah membawa Susanti berlayar melintasi lautan selama tiga hari untuk mencari bantuan. Buruknya kondisi layanan kesehatan di daerahnya membuat sang ibu berani membawa anaknya dengan sampan.

Susanti tidak sadarkan diri di pelukan ibunya karena kondisi usus terjepit dan berisiko mengalami pendarahan dalam. Ibunda Susanti dalam keadaan putus asa dan panik mencari bantuan untuk kesembuhan anaknya.

Kasus Susanti merupakan satu dari banyak persoalan kesehatan yang dihadapi masyarakat Indonesia di daerah terpencil. doctorSHARE hadir dengan tujuan untuk menjembatani ketimpangan dan menyediakan layanan kesehatan bagi masyarakat yang tidak memiliki akses bantuan kesehatan yang layak.

Program Kami

20
Relawan yang aktif saat ini
Bergabung menjadi relawan untuk membawa layanan kesehatan lebih dekat dengan saudara-saudara kita di wilayah terpencil Indonesia. Menjadi relawan doctorSHARE tidak hanya mengubah hidup masyarakat tapi juga hidup anda. Terbuka untuk relawan medis dan non-medis!

Dukung doctorSHARE

100% dari donasi Anda digunakan untuk mendukung biaya operasi doctorSHARE.