12 November 2015

Catatan Kasus dr. Andra: Kematian Bukan Terjadi Sekali Ini Saja!

Share

Mendengar berita dr. Dionisius Giri Samudra (dr. Andra) yang meninggal dalam masa tugasnya di daerah terpencil sungguh membuat saya prihatin. Dari berita yang saya baca, penyakit yang diderita oleh dokter muda ini bukanlah penyakit baru atau penyakit berat yang belum diketahui penanganannya.

 

Kematian terjadi hanya karena fasilitas kesehatan di tempat tersebut terbatas dan sang dokter sulit dirujuk ke akses kesehatan yang lebih baik. Tapi perlu dipahami bahwa sulitnya akses kesehatan terutama di daerah Indonesia Timur sudah berlangsung sejak dulu sampai sekarang.

 

Sudah puluhan tahun orang-orang yang tinggal di daerah terpencil banyak meninggal karena tidak punya pilihan. Sakit berat tidak ada uang, transportasi pun sulit sehingga akhirnya “menunggu mati” saja. Namun begitu ada dokter atau mungkin orang besar meninggal, barulah berita merebak heboh.

 

Apa bedanya dokter dengan masyarakat terpencil?
Apakah masyarakat terpencil tidak punya hak yang sama untuk diperhatikan?
Apakah nyawa mereka harganya ‘lebih murah’ dibanding dokter atau orang besar lainnya?

 

Mengapa baru heboh jika yang meninggal adalah dokter atau orang yang dianggap ‘besar’ lainnya?
Mengapa mata pemerintah atau dunia seolah baru terbuka setelah yang meninggal secara tragis adalah dokter atau ‘orang besar’?
Kemana saja perhatian mereka selama ini?

 

Saya adalah seorang dokter umum yang saat ini bertugas di Pulau Kei Besar, Maluku Tenggara. Sudah jadi makanan sehari-hari saya melihat pasien yang “mati sia-sia” karena terbatasnya fasilitas kesehatan.

 

Obat-obatan yang seharusnya disediakan gratis bagi masyarakat pun seringkali didominasi oleh mafia setempat yang tak jarang adalah petugas kesehatan di daerah tersebut sehingga pasien yang berobat dipaksa membayar.

 

Inikah perlakuan adil buat saudara-saudara kita yang tinggal jauh dari pemerintah pusat?

 

Saya berharap kematian dokter muda ini menjadi tamparan sangat keras bagi pemerintah yang selama ini seolah lepas tanggung jawab. Semoga berita ini tidak menjadi topik hangat sementara dan hilang tanpa jejak beberapa waktu kemudian. Semoga.

 

* * *

Foto: dr. Vanessa sedang memeriksa pasien seorang ibu hamil di Kei Besar, Maluku Tenggara