28 Mei 2016

Pelayanan Medis Flying Doctors doctorSHARE di Distrik Wandai, Kabupaten Intan Jaya, Papua (18 – 25 Mei 2016)

Share

Pelayanan medis Flying Doctors (Dokter Terbang) doctorSHARE yang kelima kalinya ini dilakukan di Desa Jae, Distrik Wandai, Kabupaten Intan Jaya – Papua. Mulanya, Distrik Wandai hanya memiliki satu desa, Desa Sabisa. Wandai kini memiliki 9 desa yaitu Desa Jae, Sabisa, Debasiga Satu, Debasiga Dua, Isantoga, Mogalo, Bugulo, Hulagupa, dan Dubasiga.

 

Tim Dokter Terbang menerjunkan 4 relawan medis dan 2 relawan non medis serta bekerjasama dengan Yayasan Somatua dan Pemerintah Daerah yang diwakili Ketua DPRD Intan Jaya, Marten Tipagau, S.Sos. Ketiga elemen tersebut berkolaborasi dengan para tokoh desa seperti kepala suku, kepala desa, mantri lokal, dan pemuka agama.

 

Beberapa wilayah di pegunungan tengah Papua khususnya Distrik Wandai, Kabupaten Intan Jaya, memang telah memiliki puskesmas. Namun akses transportasi yang sulit, kondisi medan setapak yang terjal, serta minimnya tenaga medis membuat pelayanan kesehatan masih jauh dari kata layak. Kepala Desa Jae, Lukas Zagani, mengakui kondisi tersebut.

 

“Kami kesulitan dengan masalah kesehatan,” tutur Lukas.

 

Tak heran jika warga Kabupaten Intan Jaya terlihat sangat antusias mengikuti pelayanan medis. Sejumlah warga dari desa sekitar rela berjalan kaki menuju Desa Jae demi mendapatkan pelayanan medis. Butuh waktu berjam-jam bagi warga untuk mencapai lokasi tersebut.

 

Pelayanan medis Flying Doctors yang berlangsung 20 hingga 23 Mei 2016 ini melayani bedah minor (22 pasien dengan 30 kasus), pengobatan umum (448 pasien), penyuluhan mengenai Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), dan latihan sikat gigi pada 200 peserta. Selain membagikan obat cacing, tim juga menyalurkan donasi berupa pakaian dan sandal.

 

“Walaupun tidak diawasi dalam jangka panjang, memberi anak-anak pemahaman tentang hidup sehat sangatlah penting,” ungkap Koordinator Flying Doctors doctorSHARE, dr. Riny Sari Bachtiar, MARS.

 

Menurut Marten Tipagau, kegiatan pelayanan Dokter Terbang ini sangat membantu masyarakat Distrik Wandai. Sebagai warga lokal, Marten merasakan langsung sulitnya berjalan jauh ketika sakit dan hendak berobat.

 

Jika keadaan fisik tidak memungkinkan untuk berjalan, warga desa lain akan membantu menandu menuju puskesmas. ”Dokter Terbang adalah bentuk memanusiakan manusia melalui keberanian para dokter,” pungkasnya.

 

Masyarakat pegunungan tengah Papua jelas masih sangat minim perhatian, terutama terkait masalah kesehatan. Warga Distrik Wandai hanya memiliki seorang mantri lokal yakni Petrus Zagani (40). Ayah lima anak ini harus berjalan 3 jam setiap hari dari tempat tinggalnya ke puskesmas. Warga yang membutuhkan pertolongan darurat hanya bisa pasrah jika Petrus belum tiba atau masih melayani pasien lain.

 

Para “mama” (ibu-ibu) yang akan melahirkan tak jarang akhirnya harus melakukan proses persalinannya sendiri di honai masing-masing.