3 Juni 2016

Pelayanan Medis doctorSHARE di Sorong Selatan, Papua Barat (20 – 29 Mei 2016)

Share

20 – 29 Mei 2015, tim doctorSHARE melangsungkan pelayanan medis di salah satu distrik pesisir pantai Sorong Selatan, tepatnya di Distrik Inanwatan, Kabupaten Sorong Selatan, Provinsi Papua Barat. Anggota tim berjumlah 17 orang yang terdiri dari 14 relawan medis (4 perawat, 7 dokter umum, 2 dokter spesialis bedah, 1 apoteker) dan tiga relawan non medis.

Pelayanan medis ini menggunakan Rumah Sakit Apung (RSA) dr. Lie Dharmawan yang sandar di Pelabuhan Inanwatan. Pelabuhan Inanwatan dipilih karena menjadi lokasi berkumpulnya masyarakat.

Dua hari sebelum berlangsungnya aktivitas pelayanan medis, tim bertemu dengan Sekretaris Daerah) Kabupaten Sorong Selatan, Dance Yulian Flassy, S.E., M.Si di Pelabuhan Teminabuan. Selain Sekretaris Daerah, turut hadir pula Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sorong Selatan, Agus Konjol, SKM. Dance Yulian mengapresiasi kegiatan doctorSHARE di Distrik Inanwatan.

“Pemerintah Kabupaten Sorong Selatan sangat terbantu dengan pengobatan gratis ini. Kami berharap misi kemanusiaan ini dapat dilaksanakan di waktu-waktu mendatang dengan waktu yang cukup lama, tidak hanya satu minggu,” tutur Dance dalam kunjungannya ke RSA dr. Lie Dharmawan.

Setibanya di Distrik Inanwatan, tim langsung menggelar pengobatan umum dan screening (pemeriksaan pendahuluan) untuk pasien bedah mayor dan bedah minor. Laporan Koordinator pengobatan umum, Rela Widiawati, menyebut jumlah pasien hari Senin (23/5) berjumlah 278 orang. Pengobatan umum dilakukan dua kali pada hari yang berbeda. Kali kedua dilaksanakan pada Kamis (26/5) dengan jumlah pasien lebih banyak dari hari pertama yaitu 352 orang.

Total keseluruhan pasien pengobatan umum di Distrik Inanwatan mencapai 630 pasien. Para pasien datang dengan keluhan berbeda-beda, di antaranya Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA), cacingan, dyspepsia (maag), myalgia (pegal-pegal), dan cephalgia (sakit kepala). Mayoritas penyakit yang diderita warga Distrik Inanwatan adalah ISPA dengan keluhan batuk dan pilek.

Koordinator bedah mayor, dr. Posti Siswati mengatakan bahwa dari 17 pendaftar operasi mayor, 12 pasien memenuhi syarat (lolos screening) untuk dioperasi. Jenis penyakit pasien mayor antara lain lipoma, appendicitis, hidrokel, kista aterom, hernia scrotalis, dan tumor testis. Pasien bedah minor yang lolos screening menurut laporan koordinator bedah minor, dr. Vinisia Giovanni, berjumlah 13 pasien.

Bedah mayor dan minor dilaksanakan pada Selasa dan Rabu (24- 25 Mei) di RSA dr. Lie Dharmawan. Total peserta bedah mayor menjadi 12 pasien dan bedah minor 30 pasien.

Tim juga memberikan penyuluhan ke SMP Yayasan Pendidikan Kristen (YPK) Bethel dan SMA Negeri Inanwatan mengenai kenakalan remaja. “Materi penyuluhan sesuai bagi siswa agar mereka bisa mengendalikan diri semasa remaja dan memanfaatkan waktu dengan hal-hal positif,” ujar Retno Lestari, salah seorang guru SMAN Inanwatan.

Sebelum memasuki Distrik Inanwatan, tim sempat menemui kendala karena RSA dr. Lie Dharmawan berkali-kali kandas saat meninggalkan Pelabuhan Teminabuan dan hendak memasuki muara di Distrik Inanwatan. Pasang surut laut sangat mempengaruhi RSA. Kondisi muara yang dangkal, membuat RSA baru bisa bergerak hanya pada saat laut dalam keadaan pasang.

Agar tidak membuang waktu, tim dijemput masyarakat setempat menggunakan dua long boat yang dapat menampung belasan orang. Lokasi penjemputan berada di tengah laut menuju Distrik Inanwatan. RSA dipandu dua warga setempat hingga bisa masuk ke Pelabuhan Inanwatan.

Koordinator Pelayanan Medis Inanwatan, dr. Herliana E. Yusuf mengatakan bahwa secara keseluruhan kegiatan tim di Inanwatan berjalan lancar.

“Sungguh sebuah pelayanan medis yang panjang. Panjang perjalanannya menuju Inanwatan dan panjang perjuangannya mengingat banyak kejadian unpredictable yang menuntut penyesuaian diri. Beruntung tim cukup solid dan cepat beradaptasi sehingga puji Tuhan berjalan lancar,” ucapnya.