3 September 2016

Pelayanan Medis doctorSHARE dengan RSA dr. Lie Dharmawan di Kabupaten Seram Bagian Barat, Maluku (15 – 25 Agustus 2016)

Share
Pelayanan medis doctorSHARE dengan RSA dr. Lie Dharmawan yang ketujuh di tahun 2016 terlaksana di Kabupaten Seram Bagian Barat, Provinsi Maluku, pada 15-25 Agustus 2016. Pelayanan medis ini berlangsung di dua lokasi yakni Desa Riring, Kecamatan Taniwel dan Desa Tahalupu, Kecamatan Waesala. Relawan yang terlibat berjumlah 18 orang: 16 relawan medis dan 2 relawan non medis.
Tim doctorSHARE menyambangi Desa Riring terlebih dahulu pada 16-18 Agustus 2016. Perjalanan menuju Desa Riring ditempuh sekitar lima jam dengan kendaraan bermotor dari Ambon, ditambah tiga jam perjalanan dengan berjalan kaki di medan yang berbukit-bukit.
Masyarakat setempat bahu membahu membantu tim dalam membawa obat-obatan dan alat-alat kesehatan. Antusiasme masyarakat terlihat saat mereka menyambut kedatangan tim doctorSHARE.
“Selama ini, kami memang sangat sulit menjangkau pelayanan kesehatan. Dengan kedatangan tim dokter, kami yang ada di desa terpencil ini sangat senang. Kami membutuhkan layanan kesehatan,” ujar Kepala Desa Riring, Welem Supulatu.
Bertepatan dengan peringatan hari kemerdekaan ke-71 Republik Indonesia, tim memulai kegiatan pelayanan medis di Desa Riring. Tercatat ada 296 pasien pengobatan umum dengan lima jenis penyakit terbanyak yaitu Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA), myalgia (nyeri otot), dyspepsia (nyeri perut), arthralgia (nyeri sendi), dan hipertensi (darah tinggi).
Bersamaan dengan berlangsungnya pengobatan umum, tim doctorSHARE juga melaksanakan bedah minor yang diikuti 10 pasien dengan 11 kasus. Dua kasus terbanyak adalah lipoma dan kista aterom.
Usai pelayanan medis di Desa Riring, tim bergerak kembali ke Ambon untuk persiapan pelayanan medis berikutnya. Pada 20-25 Agustus 2016, tim menyelenggarakan pelayanan medis kedua di Desa Tahalupu, Kabupaten Seram Bagian Barat. Waktu tempuh menuju Desa Tahalupu yaitu satu jam perjalanan darat dan tiga jam perjalanan laut menggunakan speedboat.
Kondisi laut yang berombak disertai angin kencang menjadi tantangan tersendiri bagi tim, baik dalam perjalanan menuju dan meninggalkan Desa Tahalupu, maupun saat memindahkan pasien pasca operasi dari RSA dr. Lie Dharmawan ke Puskesmas setempat untuk perawatan lanjutan. Ketiadaan dermaga membuat RSA tidak bisa sandar ke daratan Desa Tahalupu.
Sulitnya akses semacam ini memang selalu dikeluhkan masyarakat saat membutuhkan bantuan medis.
“Di sini cuma ada Puskesmas Pembantu, tidak ada dokter tetapnya. Kalau mau ke rumah sakit harus ke Ambon naik speed dua jam lebih. Belum lagi ongkosnya berat sekali. Kalau ombak begini, masyarakat sering takut keluar,” tutur salah seorang warga Tahalupu, Amirudin.
Laporan koordinator pengobatan umum doctorSHARE, dr. Alita Palpialy, menyebut terdapat 391 pasien pengobatan umum di Desa Tahalupu. Lima jenis penyakit yang paling menonjol di desa ini adalah cacingan, cephalgia (nyeri kepala), ISPA (Infeksi Saluran Pernapasan Akut), dyspepsia (nyeri perut), dan hipertensi (darah tinggi).
Pasien bedah mayor berjumlah 10 pasien ditambah seorang pasien bedah obgyn. Selain itu, terdapat 52 pasien bedah minor dengan dua kasus terbanyak yaitu sirkumsisi dan kista aterom. Pada saat bersamaan, dilaksanakan pula pemeriksaan ultrasonografi (USG) oleh dr. Evy Asali, SpOG di Puskesmas Pembantu Desa Tahalupu. Total pasien USG di Desa Tahalupu adalah 27 orang.
Secara keseluruhan, kegiatan pelayanan medis doctorSHARE di Kabupaten Seram Bagian Barat, Provinsi Maluku berlangsung dengan lancar. Koordinasi antara pihak doctorSHARE dan warga berlangsung dengan baik. doctorSHARE pun berharap pelayanan medis ini dapat meringankan beban warga yang selama ini sangat kesulitan memperoleh layanan kesehatan karena masalah akses.