20 April 2018

Pelayanan Medis Perdana RSA dr. Lie Dharmawan Tahun 2018 di Pulau Kisar (12-17 April 2018)

Share

Rumah Sakit Apung (RSA) dr. Lie Dharmawan kembali melayani masyarakat Indonesia pada 2018. Pelayanan medis perdana 2018 dilaksanakan di Pulau Kisar, Kabupaten Maluku Barat Daya, Provinsi Maluku. Pulau Kisar merupakan salah satu pulau terluar Indonesia yang berhadapan langsung dengan Timor Leste. Sekitar 17.000 jiwa hidup di pulau dengan luas 81,83 KmĀ² ini.

doctorSHARE menerjunkan 15 relawan yang terdiri dari 13 relawan medis dan dua orang relawan non-medis. Relawan dibagi menjadi dua tim pemberangkatan, satu tim masuk ke Pulau Kisar melalui Kupang, Nusa Tenggara Timur dan tim satunya masuk melalui Ambon, Maluku. Pembagian tim ini dilakukan karena akses masuk Pulau Kisar yang terbatas. Hanya ada maskapai Susi Air dengan pesawat berjenis Cessna dengan kapasitas 11 orang.

Pengobatan umum mengawali rangkaian pelayanan medis di Pulau Kisar pada Jumat (13/4). Berdasarkan data Wakil Koordinator Lapangan Pelayanan Medis Kisar, dr. Marselina Mieke tercatat ada 178 pasien pengobatan umum. Bedah minor digelar keesokan harinya (14/4) hingga tiga hari kedepannya di RSA dr. Lie Dharmawan yang berlabuh di Pelabuhan Kisar. Jumlah pasien bedah minor yaitu 18 pasien.

Akses transportasi yang sulit

Sulitnya akses transportasi menuju Pulau Kisar dirasakan oleh tim relawan doctorSHARE. Saat pelaksanaan survei sebelum kegiatan medis, dua orang tim survei kesulitan mencari tiket pesawat karena penjualannya masih manual. Alhasil saat tiba di Ambon tim survei tidak kebagian tiket dan harus terbang keesokan harinya. Begitu pula saat di Kisar, pesawat menuju Kupang membatalkan penerbangan dan dialihkan keesokan harinya.

Saat mendekati kegiatan pelayanan medis, kesulitan mencari penerbangan dirasakan oleh tim. Penerbangan hanya ada dua kali dalam satu minggu. Alternatif lainnya adalah menggunakan kapal laut yang memakan waktu perjalanan hampir dua hari. Kapal perintis berangkat dari Ambon pada senin pagi dan tiba di Kisar pada rabu dini hari. Efisiensi waktu menjadi pertimbangan tim memilih jalur udara.

Seperti yang dijelaskan sebelumnya, relawan dibagi menjadi dua tim. Tim melalui Kupang berjumlah delapan orang dan tujuh orang melalui Ambon. Satu hari sebelum keberangkatan menuju Kisar, pihak maskapai penerbangan membatalkan pesawat menuju Kisar. Salah satu petugas menjelaskan bahwa pesawat satu-satunya menuju Kisar mengalami kerusakan dan harus menunggu suku cadang dari Jakarta.

Tim dari Ambon menunggu kepastian penerbangan sampai dua hari dan hasilnya nihil. Berbagai alternatif dicari agar bisa tiba di Pulau Kisar namun tetap tidak membuahkan hasil. Akhirnya tim dari Ambon kembali ke Jakarta. Pelayanan medis di Pulau Kisar tetap berjalan dengan delapan orang tim dari Kupang. Bantuan tenaga medis dari Puskesmas Wonreli Kisar membantu menutupi kekurangan personel selama pelayanan medis berlangsung.