7 Januari 2019

Sudut Pandang untuk Masa Depan Sesama

Share

“No matter how small the good deeds that you do, nothing is wasted. Don’t think too much, just do it.”

Menjadi seorang dokter sebenarnya bukan cita-cita saya sejak kecil. Saya sempat bingung akan melanjutkan kuliah apa seusai lulus SMA, orang tua menyarankan agar masuk fakultas kedokteran dan saya mengikutinya. Awal kuliah saya jalani dengan biasa saja dan tanpa beban.

Perkuliahan berjalan hampir dua tahun, mulai terasa betapa berat dan lamanya sistem pendidikan kedokteran. Saya kerap membandingkan dengan teman-teman jurusan lain yang sudah mulai terlihat masa depannya. Rasa frustasi, putus asa, dan penyesalan akan keputusan yang sudah saya ambil pun muncul. Pada suatu hari saat sedang menonton tayangan talkshow sebuah stasiun televisi, ada sosok seorang dokter yang masih asing di telinga saya saat itu, Namanya dr. Lie Dharmawan. Di tengah-tengah wawancara ada sebuah kalimat dr. Lie yang terus terngiang di benak saya.

“Kalau kamu jadi dokter, jangan memeras orang kecil atau orang miskin. Mungkin mereka akan membayar kamu berapa pun tapi diam-diam menangis di rumah karena tidak punya uang untuk membeli beras.”

Setelah mendengar kalimat itu, rasa frustasi dan putus asa saya pun hilang, berganti dengan betapa bersyukurnya saya kepada Tuhan, telah diberikan jalan menjadi seorang dokter. Sejak saat itu saya bercita-cita untuk bergabung bersama organisasi kemanusiaan yang dr. Lie dirikan yaitu doctorSHARE. Beberapa kali saya mencoba untuk mendaftar sebagai relawan doctorSHARE, sampai pada akhirnya lulus pendidikan kedokteran pada 2017, tawaran pelayanan medis pertama pun muncul. Tanpa pikir panjang saya langsung mengambil tawaran tersebut.

Pelayanan medis pertama saya adalah di Pulau Mayau, Ternate, Maluku Utara pada Juli 2017. Perasaan senang dan excited selalu bermunculan sambil menunggu waktu terlaksananya pelayanan medis. Kesempatan melakukan hal baru, bertemu orang baru, menjelajah ke tempat baru, dan mewujudkan salah satu dari mimpi saya. Di pelayanan medis yang pertama ini saya mendapat tugas sebagai penyuluh kesehatan, dokter pengobatan umum, dan asisten bedah minor. Rasa excited justru bercampur dengan kebingungan karena minimnya pengalaman saya di lapangan. Dengan cepat tim doctorSHARE membimbing dan merangkul relawan baru seperti saya.

Saya merasa seperti dalam suatu keluarga yang saling mendukung satu sama lain tanpa adanya rasa senioritas ataupun diskriminasi. Pelayanan medis berjalan dengan lancar dan saya mendapatkan banyak sekali pengalaman baru. Bahwa untuk menjadi seorang dokter bukan hanya perlu pengetahuan tentang penyakit dan obat-obatan saja. Seorang dokter harus tahu bagaimana kehidupan sosial pasien sebagai bagian masyarakat, bagaimana lingkungan tempat tinggal berpengaruh terhadap kesehatan pasien, bagaimana perbedaan keadaan psikis dari setiap pasien, bagaimana berbedanya pola kehidupan dan makanan di setiap tempat. Hal hal seperti ini yang tidak saya dapatkan sewaktu masa pendidikan.

Selain Pulau Mayau, pelayanan medis yang sudah saya lakukan bersama doctorSHARE adalah di Kepulauan Banda Neira, Maluku dan di Bali saat bencana Gunung Agung. Pengalaman paling berkesan tentunya pengalaman pertama. Butuh perjuangan mengarungi lautan lepas selama kurang lebih 16 jam dari Ternate menuju ke Pulau Mayau menggunakan Rumah Sakit Apung (RSA) dr. Lie Dharmawan. Sulitnya akses ke Pulau Mayau juga disertai dengan sulitnya akses kesehatan bagi penduduk pulau. Hanya terdapat satu puskesmas dengan fasilitas seadanya dan satu orang dokter yang melayani penduduk Mayau dan pulau-pulau kecil disekitarnya.

Masyarakat Mayau harus menunggu minimal dua minggu untuk dapat pergi ke kota besar yang memiliki fasilitas kesehatan yang lebih baik. Jika ada kasus darurat mereka harus menyewa kapal untuk berangkat sendiri dengan biaya yang tidak sedikit. Belum lagi ditambah ganasnya lautan lepas Maluku dengan jarak yang jauh. Wajah bahagia terpancar dari masyarakat setelah mengikuti pengobatan dan operasi gratis. Perjuangan dan badai di lautan yang dilalui terbayar dengan rasa puas dan bahagia setelah melayani masyarakat yang membutuhkan. Hal inilah yang membuat saya kecanduan untuk mengikuti pelayanan bersama doctorSHARE.

Sekarang saya sangat bersyukur kepada Tuhan dengan profesi dokter yang saya jalani. Semakin banyak hal yang bisa saya lakukan bagi orang-orang yang membutuhkan. Saya juga bersyukur dan merasa bangga bisa menjadi bagian dari doctorSHARE dan bertemu dengan orang orang hebat yang berdedikasi melayani sesama tanpa memikirkan keuntungan pribadi. Saya berharap dan yakin doctorSHARE akan terus menjadi saluran berkat bukan hanya untuk masyarakat luas, tetapi juga untuk para relawan muda. Terlalu banyak nilai yang dapat diambil dalam sebuah pelayanan yang tulus bagi sesama.